Viral, Dokter Luruskan Fakta Soal Tudingan Hoax Terkait Covid-19



Viral, Dokter Luruskan Fakta Soal Tudingan Hoax Terkait Covid-19


Source: commons.wikimedia.org


Viral, Dokter Luruskan Fakta Soal Tudingan Hoax Terkait Covid-19

Dunia4d2PrediksiHK - Banyak kontroversi seputar pandemi virus korona timbul dan meresahkan masyarakat. Tenaga kesehatan yang bertugas di garda terdepan menangani para pasien pun tidak terhindar dari tudingan sejumlah pihak. Dokter Andi Khomeini Takdir Haruni pun meluruskan hal ini melalui sebuah tweet yang viral dan kini telah disukai ribuan warganet.
Terdapat tiga tuduhan yang ingin diluruskannya dalam tweet itu, pertama adalah mengenai dokter yang dituduh berkonspirasi dan memanpulasi data pasien agar jumlahnya semakin banyak dibandingkan yang ada di lapangan. 
Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto, menegaskan tidak ada manipulasi data pasien Covid-19. "Basis data kasus COVID-19 yang sudah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium melalui pemeriksaan antigen Real Time PCR inilah yang digunakan untuk menyusun dan melaporkan data kasus sembuh dan kasus meninggal karena COVID-19. Dan data inilah yang kami laporkan setiap hari kepada saudara-saudara sekalian," ungkap Yuri. 
Kenyataannya justru Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wapres Ma'ruf Amin, meyakini jumlah penderita jauh lebih banyak dari yang diumumkan pemerintah pusat. Dikhawatirkan lebih banyak orang yang terinfeksi Covid-19 namun tidak terdeteksi, seperti orang yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali (OTG). 
Inilah yang dialami oleh seorang dokter bedah. Cerita selengkapnya DI SINI
Source: defense.gov
Source: defense.gov
Kedua, sang dokter menyatakan bahwa bonus gaji yang didapatkan para dokter jika merawat pasien korona di rumah sakit lebih lama adalah hoaks.  Yang terjadi justru sebaliknya, bonus yang dijanjikan oleh pemerintah kepada para tenaga kesehatan pun tertunda sebab, Kemenkes masih harus melakukan verifikasi data agar dana tersalurkan dengan tepat. Selengkapnya dapat dibaca DI SINI. 
Ketiga, dokter Khomeini yang bertugas di RSUPN Cipto Mangunkusumo ini juga menyebut tuduhan dokter yang mendapatkan kompensasi dari pabrik vaksin dan obat, atau yang belakangan ini sering disebut sebagai kartel farmasi. Hingga hari ini obat atau vaksin korona belum tersedia karena masih dalam tahap uji klinis. 
Tidak sedikit warganet, termasuk rekan tenaga kesehatan, yang merespon tweet tersebut dan berbagi keluh kesahnya juga. Banyak yang berkomentar menyayangkan masih banyak pihak yang tidak menghargai tenaga kesehatan yang telah berjuang dan mempertaruhkan nyawa demi kesembuhan para pasien.