Masvidal Sesumbar Jelang UFC 251 hingga Man City Pesta Gol

Remaja Tewas Terlilit, Ahli Sebut Cara Aman Hadapi Ular Sanca.

Ilustrasi Ular Phyton. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Ahli Herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy menyinggung ular sanca atau piton yang berukuran lebih dari dua meter dapat memakan manusia.
Sebelumnya diadukan seorang remaja berinisial Y (13) meninggal dunia sebab dililit ular sanca di Kali Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (6/7) malam.

Tim Rescue Dinas Pemadam kebakaran dan Penyelamatan Tangsel, Abdullah Syafei menuturkan menurut penjelasan rekan korban, ular sanca tersebut berukuran sebesar paha orang dewasa dengan panjang selama 4 meter.


Bulan lalu, seorang anak Sekolah Menengah Pertama tewas usai digigit dan dililit oleh ular sanca berukuran besar di Pegunungan Kahar, Kecamatan Rumbia, Sulawesi Selatan, Minggu (14/6). Sedangkan dua teman korban pun mengalami luka gigitan.

Amir pun mengucapkan sebelumnya ada permasalahan serupa di Sulawesi. Saat tersebut seorang penduduk tewas usai dimakan ular sanca berukuran 5,2 meter. Kabar ini sempat menjadi kabar yang menghebohkan dunia.


Cara sanca serang manusia

Ular sanca seringkali menyerang insan dengan dua cara. Pertama mereka bakal mematuk korban sebagai format pertahanan.

Kedua, sanca bakal diam-diam menantikan mangsa di sepanjang jalur habitat favorit, laksana tepi drainase air atau lokasi persembunyian beda yang tidak bakal dicurigai oleh mangsa.

Saat menyerang, Ular sanca bakal menggigit mangsa terlebih dahulu. Kemudian, membelit korban dalam sejumlah detik.

"Ia bakal melilit korban laksana kumparan dan meremas kuat di dekat tubuh seseorang," jelas profesor biologi di Universitas Cornell, Dr. Harry W. Greene, laksana dikutip USA Today.

Lilitan ini akan mencukur sirkulasi darah ke otak, merintangi peredaran udara di tubuh, dan menangkal dada membesar sampai-sampai korban susah bernapas. Akibatnya, lilitan sanca berdampak fatal, korban bakal tewas seketika.

Tips hindari serangan sanca

Amir mengucapkan ular sanca menyenangi air dan area yang basah karena dapat lebih tidak sedikit bergerak. Sehingga baiknya hindari area yang tidak sedikit air laksana pinggir sungai atau area air terjun.

Jika menyaksikan ular sanca, usahakan kamu tidak bergerak, tidak menghampiri dan mengganggu ulat tersebut, seperti dikutip laman USGS.

Namun pada dasarnya sanca tidak menyerang manusia. Tapi andai manusia berukuran lebih kecil dari sanca, sangat barangkali sanca menyerang, melilit, dan memangsa orang itu, seperti diterangkan Brad Moon, Profesor Biologi dari Universitas Louisiana di Lafayette, AS, laksana dikutip Live Science.

Lebih lanjut, Amir menyatakan ular berbisa atau tidak berbisa mengenali mangsanya menurut ukuran. Jika diluar kemapuan, dia menyinggung ular bakal menghindar.

"Tapi terdapat ular yang menyerang guna bertahan. Biasanya tersebut terjadi saat ular terdesak. Namun tidak bakal membelit. Jadi bila dibelit menandakan ular tersebut mau memangsa," ujarnya ketika dihubungi sejumlah waktu kemudian (6/6).

Tips lepaskan lilitan sanca

Amin mengucapkan lilitan ular sanca tidak boleh dicungkil secara asal. Dia menganjurkan orang yang dililit ular sanca guna melepas lilitan dari unsur ekor. Selanjutnya, mesti ada pertolongan orang lain guna memegang unsur kepala ular supaya tidak menggigit organ tubuh lain, khususnya leher.

"Kalau digebukin unsur punggungnya ular tersebut akan semakin powerful mencengkram," ujar Amir.

Adapun saat berhadapan dengan ular di habitatnya, Amir menganjurkan untuk menghindar. Namun, dia mengingatkan kebanyakan permasalahan terjadi sebab orang tidak mengetahui eksistensi luar sebelum diserang.

Dia menuliskan serangan ular seringkali terjadi di jalur mangsanya. Khusus ular sanca, dia menyebut menggali mangsa dengan teknik menunggu di jalur mangsanya.

"Bisa jadi jalur yang dilewati (orang) ialah jalur yang dilewati babi hutan dan sebagainya. Jadi dia nunggu di atas atau di samping. Dia tidak berburu sebab larinya tidak kencang," ujarnya.

Selanjutnya, dia menganjurkan orang berkeinginan masuk ke dalam habitat ular tidak sendirian. Selanjutnya, dia menganjurkan untuk membawa anjing sebab sensitif terhadap keberadaan fauna liar di sekitarnya.

"Jadi anda tidak sadar anda yang mendekati si ular itu," ujar Amir.

Sedangkan saran guna menghadapi ular berbisa, kata dia nyaris serupa. Namun, dia mengingatkan orang yang didigit ular guna segera menuju kemudahan kesehatan supaya mendapat penangan medis.

"Tapi ketika ditengani medis anti bisanya pun harus tepat karena dapat ular spesifik," ujarnya.

Lebih dari itu, dia mengucapkan terjaganya ekuilibrium ekosistem ialah cara untuk menangkal terjadinya permasalahan serupa.