HEPA, Teknologi Pesawat Garuda yang Diklaim Bisa Bunuh Virus

HEPA, Teknologi Pesawat Garuda yang Diklaim Bisa Bunuh Virus.



Colombo (1/5) - KBRI Colombo kembali melaksanakan repatriasi mandiri gelombang kedua dengan memulangkan 347 WNI dari Sri Lanka dan Maladewa. 347 WNI tersebut dipulangkan menggunakan pesawat carter khusus repatriasi Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA9830.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meminta publik tidak cemas dengan potensi persebaran virus corona di dalam pesawat. Hal tersebut karena kabin pesawat dilengkapi teknologi sirkulasi udara yang baik.
Irman menuliskan pesawat memakai teknologi HEPA (High-Efficiency Particulate Air atau penyaringan partikel yang kuat). Sistem itu dianggap dapat membuat udara bersih dalam kabin pesawat.

Cara kerja HEPA, yakni sebagian udara dalam kabin dihisap dan kemudian dilemparkan ke luar. Sementara itu, sisanya dipompa melewati filter udara HEPA dan dianggap 99 persen bakteriologis di dalamnya menghilang.

Teknologi HEPA bukan urusan baru. Pesawat Airbus A330-300 yang membawa ratusan penduduk negara Indonesia dari Hubei, China, pun diketahui memakai teknologi tersebut.

Melansir PALL Aerospace, teknologi HEPA dapat sirkulasi ulang 50 persen udara di kabin dan mencampurnya dengan udara segar yang disuplai dari mesin (bleed air).

Dalam sistem resirkulasi udara kabin komersial, udara yang disuplai ke kabin terdiri dari 50 persen udara luar dari etape kompresor engine (engine 'bleed air') atau Auxiliary Power Unit (APU) dibaur dengan selama 50 persen dari udara yang disaring dan disirkulasi ulang.

Filter HEPA diperkenalkan di pesawat terbang guna meyakinkan tingkat kualitas udara kabin yang dibutuhkan dan menyerahkan standar perlindungan yang paling baik terhadap debu, serat, alergen, dan mikroba (termasuk virus dan bakteri).

Pall Aerospace pun memperkenalkan A-CAF (Advanced Cabin Air Filter), filter HEPA mampu menghilangkan bau dan senyawa organik yang gampang menguap (VOC) yang barangkali berasal dari degradasi oli mesin, sampai cairan de-icing atau cairan hidrolik.

Perputaran sirkulasi udara dalam pesawat yang dilengkapi HEPA dilangsungkan cepat. Sistem penyaringan HEPA dapat mengolah udara sepenuhnya selama 15 sampai 30 kali per jam atau satu sampai dua kali per menit.

International Air Transport Association (IATA) mengaku filter HEPA efektif menciduk lebih dari 99 persen mikroba saat menyaring udara.

Perubahan udara memakai HEPA bahkan dinamakan lebih baik daripada perangkat transportasi lain, perkantoran, dan bangunan lainnya yang memakai standar untuk lokasi tinggal sakit.

Di samping pada pesawat, HEPA pun diketahui mulai dipakai pada masker. PT BROAD Group Indonesia diketahui memberi pertolongan Broad Airpro Mask, masker yang dilengkapi penyaring udara (HEPA filter) ultra enteng yang pemakaiannya dapat dipakai berulang kali.

Masker itu juga dianggap mampu menyaring PM2.5 sampai 99.9 persen dan bakteri sampai 99.3 persen. Berdasarkan keterangan, teknologi HEPA Filter dapat dipakai hingga 500 jam atau setara dengan dua bulan dengan pemakaian 8 jam per hari.